- Orang yang pertama menulis Bismillah : Nabi Sulaiman AS.
- Orang yang pertama minum air zamzam : Nabi Ismail AS.
- Orang yang pertama berkhatan : Nabi Ibrahim AS.
- Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat : Nabi Ibrahim AS.
- Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat : Nabi Adam AS.
- Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah : Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail AS).
- Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat : Nabi Muhammad SAW.
- Orang yang pertama menjadi khalifah Islam : Abu Bakar As Siddiq RA.
- Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah : Umar bin Al-Khattab RA.
- Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam : Al-Hasan bin Ali RA.
- Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW : Thuwaibah RA.
- Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki : Al-Harith bin Abi Halah RA.
- Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita : Sumayyah binti Khabbat RA.
- Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran : Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.
- Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah : Saad bin Abi Waqqas RA.
- Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan: Bilal bin Rabah RA.
- Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW : Ali bin Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama membuat minbar masjid Nabi SAW : Tamim Ad-dary RA.
- Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah : Az-Zubair bin Al-Awwam RA.
- Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW : Ibban bin Othman bin Affan RA.
- Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW : Khadijah binti Khuwailid RA.
- Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh : Imam Syafei RH.
- Orang yang pertama membina penjara dalam Islam: Ali bin Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam : Muawiyah bin Abi Sufyan RA.
- Orang yang pertama membuat perpustakaan awam : Harun Ar-Rasyid RH.
- Orang yang pertama mengadakan baitul mal : Umar Al-Khattab RA.
- Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW : Ali bn Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah : Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.
- Orang yang pertama digelar Al-Muqry : Mus'ab bin Umair RA.
- Orang yang pertama masuk ke dalam syurga : Nabi Muhammad SAW.
Sunday, 30 August 2015
30 ORANG YANG PERTAMA DALAM ISLAM
- Orang yang pertama menulis Bismillah : Nabi Sulaiman AS.
- Orang yang pertama minum air zamzam : Nabi Ismail AS.
- Orang yang pertama berkhatan : Nabi Ibrahim AS.
- Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat : Nabi Ibrahim AS.
- Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat : Nabi Adam AS.
- Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah : Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail AS).
- Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat : Nabi Muhammad SAW.
- Orang yang pertama menjadi khalifah Islam : Abu Bakar As Siddiq RA.
- Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah : Umar bin Al-Khattab RA.
- Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam : Al-Hasan bin Ali RA.
- Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW : Thuwaibah RA.
- Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki : Al-Harith bin Abi Halah RA.
- Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita : Sumayyah binti Khabbat RA.
- Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran : Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.
- Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah : Saad bin Abi Waqqas RA.
- Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan: Bilal bin Rabah RA.
- Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW : Ali bin Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama membuat minbar masjid Nabi SAW : Tamim Ad-dary RA.
- Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah : Az-Zubair bin Al-Awwam RA.
- Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW : Ibban bin Othman bin Affan RA.
- Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW : Khadijah binti Khuwailid RA.
- Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh : Imam Syafei RH.
- Orang yang pertama membina penjara dalam Islam: Ali bin Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam : Muawiyah bin Abi Sufyan RA.
- Orang yang pertama membuat perpustakaan awam : Harun Ar-Rasyid RH.
- Orang yang pertama mengadakan baitul mal : Umar Al-Khattab RA.
- Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW : Ali bn Abi Tholib RA.
- Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah : Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.
- Orang yang pertama digelar Al-Muqry : Mus'ab bin Umair RA.
- Orang yang pertama masuk ke dalam syurga : Nabi Muhammad SAW.
Wednesday, 26 August 2015
NASI PUTIH MENINGKATKAN RESIKO TERKENA DIABETES
Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Jumlah itu terus meningkat, dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang. Ironisnya dari jumlah itu, baru 50% yang sadar mengidapnya dan di antara mereka hanya 30% yang datang berobat teratur. Diabetes melitus menyebabkan kematian yang lebih banyak daripada korban HIV/AIDS. Sedangkan dikutip dari data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pengidap diabetes melitus di Indonesia merupakan yang terbanyak ke-empat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.Nasi putih adalah makanan yang mempunyai kadar gula yang tinggi. Sayangnya jika nasi putih dikonsumsi terlalu banyak dan tidak disertai dengan olahraga yang cukup, maka level glukosa dalam darah akan meningkat sehingga dapat memicu risiko seseorang terkena diabetes. Maka dari itu, jika rencana pemerintah membuat program 'Sehari Tanpa Nasi' atau 'One Day No Rice' menuai pro kontra, praktisi kesehatan justru melihat banyak manfaatnya untuk kesehatan rakyat.Memang sulit untuk mengganti pola pikir masyarakat tentang nasi. Bahkan, sampai ada pepatah bahwa ‘belum makan namanya jika belum memakan nasi’. Nasi putih memang terasa lebih enak dibanding nasi merah, ubi, gandum, ataupun jagung. Namun, tahukah Anda dengan mengganti makanan pokok Anda dari nasi putih menjadi nasi merah ataupun biji-biji lainnya seperti gandum akan mengurangi resiko Anda untuk terkena penyakit diabetes?Para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard (HSPH), memperkirakan bahwa mengganti 50 gram nasi putih (hanya sepertiga dari jumlah porsi sehari-hari) dengan beras merah dalam jumlah yang sama akan menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 16%. Penggantian yang sama dengan biji-bijian lain, seperti gandum dan barley, bisa menurunkan risiko sebesar 36%.Berdasarkan studi di situs jurnal Archives of Internal Medicine edisi online 14 Juni 2010, beras merah lebih unggul dari beras putih karena lebih mengandung serat, mineral, vitamin, dan phytochemical. Meskipun begitu, beras merah kerap tidak menghasilkan peningkatan kadar gula darah.Jenis karbohidrat seperti ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah merupakan karbohidrat kompleks yang kadar gulanya rendah dan menahan kenyang lebih lama hingga 6 jam. Karbohidrat kompleks ini bisa disimpan di liver dan otot sebagai glikogen (zat sebelum menjadi glukosa). Jika tubuh kekurangan energi, cadangan glikogen inilah yang akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi. Karbohidrat kompleks mengandung lebih sedikit gula tapi lebih tinggi serat, sehingga justru memberi lebih banyak manfaat, baik bagi wanita, pria maupun anak-anak.Jadi kini menjadi pilihan Anda, memilih nasi putih yang mempunyai resiko terkena diabetes untuk tetap menjadi makanan pokok Anda, ataukah berangsur-angsur beralih pada ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah yang memang kurang enak tapi lebih banyak manfaat kesehatannya.sumber : klikdokter.com
NASI PUTIH MENINGKATKAN RESIKO TERKENA DIABETES
Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Jumlah itu terus meningkat, dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang. Ironisnya dari jumlah itu, baru 50% yang sadar mengidapnya dan di antara mereka hanya 30% yang datang berobat teratur. Diabetes melitus menyebabkan kematian yang lebih banyak daripada korban HIV/AIDS. Sedangkan dikutip dari data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pengidap diabetes melitus di Indonesia merupakan yang terbanyak ke-empat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Nasi putih adalah makanan yang mempunyai kadar gula yang tinggi. Sayangnya jika nasi putih dikonsumsi terlalu banyak dan tidak disertai dengan olahraga yang cukup, maka level glukosa dalam darah akan meningkat sehingga dapat memicu risiko seseorang terkena diabetes. Maka dari itu, jika rencana pemerintah membuat program 'Sehari Tanpa Nasi' atau 'One Day No Rice' menuai pro kontra, praktisi kesehatan justru melihat banyak manfaatnya untuk kesehatan rakyat.
Memang sulit untuk mengganti pola pikir masyarakat tentang nasi. Bahkan, sampai ada pepatah bahwa ‘belum makan namanya jika belum memakan nasi’. Nasi putih memang terasa lebih enak dibanding nasi merah, ubi, gandum, ataupun jagung. Namun, tahukah Anda dengan mengganti makanan pokok Anda dari nasi putih menjadi nasi merah ataupun biji-biji lainnya seperti gandum akan mengurangi resiko Anda untuk terkena penyakit diabetes?
Para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard (HSPH), memperkirakan bahwa mengganti 50 gram nasi putih (hanya sepertiga dari jumlah porsi sehari-hari) dengan beras merah dalam jumlah yang sama akan menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 16%. Penggantian yang sama dengan biji-bijian lain, seperti gandum dan barley, bisa menurunkan risiko sebesar 36%.
Berdasarkan studi di situs jurnal Archives of Internal Medicine edisi online 14 Juni 2010, beras merah lebih unggul dari beras putih karena lebih mengandung serat, mineral, vitamin, dan phytochemical. Meskipun begitu, beras merah kerap tidak menghasilkan peningkatan kadar gula darah.
Jenis karbohidrat seperti ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah merupakan karbohidrat kompleks yang kadar gulanya rendah dan menahan kenyang lebih lama hingga 6 jam. Karbohidrat kompleks ini bisa disimpan di liver dan otot sebagai glikogen (zat sebelum menjadi glukosa). Jika tubuh kekurangan energi, cadangan glikogen inilah yang akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi. Karbohidrat kompleks mengandung lebih sedikit gula tapi lebih tinggi serat, sehingga justru memberi lebih banyak manfaat, baik bagi wanita, pria maupun anak-anak.
Jadi kini menjadi pilihan Anda, memilih nasi putih yang mempunyai resiko terkena diabetes untuk tetap menjadi makanan pokok Anda, ataukah berangsur-angsur beralih pada ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah yang memang kurang enak tapi lebih banyak manfaat kesehatannya.
sumber : klikdokter.com
Monday, 24 August 2015
ADE ARMANDO MINTA HAJI DAN UMROH DI STOP KARENA CUMA PEMBOROSAN SAJA
Aktivis Islam Liberal dan Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, kembali membuat pernyataan kontroversial. Ade mengusulkan agar negara menyetop penyelenggaraan haji dan umroh karena kegiatan sakral umat Islam itu dinilai pemborosan.
Dalam tulisan yang dimuat Laman Madinaonline yang dikutip Rimanews, Selasa (25/8/2015), Mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), menjelaskan panjang lebar tentang gagasannya, lengkap dengan ilustrasi nominal ongkos haji serta membludaknya umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh.
Kata dia, praktik haji dan umrah di Indonesia terkesan menghambur-hamurkan dana yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan membangun kesejahteraan masyarakat.
"Kita gunakan saja sebuah kalkulasi minimalis. Untuk naik haji, uang minimal yang harus dikeluarkan seorang calon haji adalah sekitar Rp40 juta rupiah. Ini dengan perhitungan ongkos naik haji pada 2015 adalah Rp36 juta. Jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2015 adalah 168 ribu orang. Dengan demikian, dana total yang dikeluarkan untuk ibadah haji pada 2015 adalah Rp 6,720 triliun. Itu dengan tidak memperhitungkan ONH plus," kata Ade.
Ditambah umrah, Ade melanjutkan, biaya minimal per orang adalah sekitar Rp25 juta. Jumlah peserta umrah Indonesia pada 2015 diperkirakan 700 ribu jamaah. Walhasil, dana total yang dikeluarkan untuk umrah adalah Rp17,5 triliun.
"Jadi, dengan perhitungan minimalis saja, uang yang terserap untuk kegiatan haji dan umrah per-tahun adalah sekitar Rp6,7 triliun plus Rp17,5 triliun, yakni sekitar Rp 24 triliun. Kalau sekarang kita tambahkan lagi angka itu dengan belanja jamaah selama di tanah suci, plus biaya ONH plus dan perjalanan wisata maka tidak berlebihan kalau angka itu melonjak menjadi sekitar Rp30 triliun," papar dia.
Ade menjelaskan, jika dana itu digunakan untuk keperluan kesejahteraan masyarakat Indonesia, banyak hal bisa dilakukan dengan uang Rp30 triliun.
"Kita pakai contoh sederhana saja. Belanja pemerintah pusat untuk perumahan dan fasilitas umum pada 2015 adalah Rp25,6 triliun atau untuk kesehatan adalah Rp 24,2 triliun. Itu semua bisa ditutup dengan uang haji," ujarnya.
Jika uang itu digunakan untuk pembangunan rumah sederhana senilai Rp50 juta, lanjut Ade, uang itu bisa dipakai membangun 600 ribu rumah.
"Bila biaya renovasi sekolah mencapai Rp200 juta per-sekolah, maka ada 150 ribu sekolah direnovasi. Bila pembetonan jalan selebar 7 meter adalah Rp 8 miliar per-kilometer, dengan dana haji satu tahun itu, bisa dibangun jalan beton 3.750 km," tutupnya.
sumber : http://pekanews.com
sumber : http://pekanews.com
ADE ARMANDO MINTA HAJI DAN UMROH DI STOP KARENA CUMA PEMBOROSAN SAJA
Aktivis Islam Liberal dan Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, kembali membuat pernyataan kontroversial. Ade mengusulkan agar negara menyetop penyelenggaraan haji dan umroh karena kegiatan sakral umat Islam itu dinilai pemborosan.
Dalam tulisan yang dimuat Laman Madinaonline yang dikutip Rimanews, Selasa (25/8/2015), Mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), menjelaskan panjang lebar tentang gagasannya, lengkap dengan ilustrasi nominal ongkos haji serta membludaknya umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh.
Kata dia, praktik haji dan umrah di Indonesia terkesan menghambur-hamurkan dana yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan membangun kesejahteraan masyarakat.
"Kita gunakan saja sebuah kalkulasi minimalis. Untuk naik haji, uang minimal yang harus dikeluarkan seorang calon haji adalah sekitar Rp40 juta rupiah. Ini dengan perhitungan ongkos naik haji pada 2015 adalah Rp36 juta. Jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2015 adalah 168 ribu orang. Dengan demikian, dana total yang dikeluarkan untuk ibadah haji pada 2015 adalah Rp 6,720 triliun. Itu dengan tidak memperhitungkan ONH plus," kata Ade.
Ditambah umrah, Ade melanjutkan, biaya minimal per orang adalah sekitar Rp25 juta. Jumlah peserta umrah Indonesia pada 2015 diperkirakan 700 ribu jamaah. Walhasil, dana total yang dikeluarkan untuk umrah adalah Rp17,5 triliun.
"Jadi, dengan perhitungan minimalis saja, uang yang terserap untuk kegiatan haji dan umrah per-tahun adalah sekitar Rp6,7 triliun plus Rp17,5 triliun, yakni sekitar Rp 24 triliun. Kalau sekarang kita tambahkan lagi angka itu dengan belanja jamaah selama di tanah suci, plus biaya ONH plus dan perjalanan wisata maka tidak berlebihan kalau angka itu melonjak menjadi sekitar Rp30 triliun," papar dia.
Ade menjelaskan, jika dana itu digunakan untuk keperluan kesejahteraan masyarakat Indonesia, banyak hal bisa dilakukan dengan uang Rp30 triliun.
"Kita pakai contoh sederhana saja. Belanja pemerintah pusat untuk perumahan dan fasilitas umum pada 2015 adalah Rp25,6 triliun atau untuk kesehatan adalah Rp 24,2 triliun. Itu semua bisa ditutup dengan uang haji," ujarnya.
Jika uang itu digunakan untuk pembangunan rumah sederhana senilai Rp50 juta, lanjut Ade, uang itu bisa dipakai membangun 600 ribu rumah.
"Bila biaya renovasi sekolah mencapai Rp200 juta per-sekolah, maka ada 150 ribu sekolah direnovasi. Bila pembetonan jalan selebar 7 meter adalah Rp 8 miliar per-kilometer, dengan dana haji satu tahun itu, bisa dibangun jalan beton 3.750 km," tutupnya.
sumber : http://pekanews.com
sumber : http://pekanews.com
Sunday, 23 August 2015
CARA SEHAT ALAMI, OBAT TRADISIONAL ASAM URAT DAN REMATIK
Selamat datang kepada teman-teman yang setia mengunjungi blog ini dan juga kepada teman-teman yang baru mengunjungi blog ini, Pada postingan kali ini "PENDIDIKAN DALAM BERITA" mengutip dari website disehat.com tentang Cara sehat alami pengobatan tradisional.
Penggunaan obat tradisional pada saat ini memang banyak dicari, selain biaya yang murah obat-obat tradisional ini juga gampang untuk di temukan, pada post kali ini kami menyarankan beberapa tips pengobatan tradisional yang banyak di gunakan penderita asam urat dan juga rematik. Apakah Anda juga merupakan penderita penyakit-penyakit ini, jika iya maka Anda tidak boleh menganggap remeh penyakit ini.
Anda harus segera mencari jalan yang tepat bagaimana agar penyakit ini dapat terobati. Tidak menutup kemungkinan, penyakit ini akan dapat membahayakan hidup Anda jika dibiarkan begitu saja. Pemilihan obat tradisional memang tepat, lebih aman dibandingkan obat berbahan kimia.
OBAT TRADISIONAL ASAM URAT DAN REMATIK
Walaupun asam urat dan rematik bukanlah penyakit yang sama, beberapa obat tradisional berikut dapat digunakan untuk mengatasi keduanya. Pada dasarnya, asam urat dan rematik memang bukanlah penyakit yang sama.
Sebelum masuk pada penjelasan tentang obat-obat yang di gunakan untuk mengatasi asam urat dan rematik alangkah baiknya baca dulu penjelasan tentang penyakit asam urat dan rematik, Asam urat adalah penyakit yang juga merupakan rematik, tetapi jika rematik maka belum tentu termasuk asam urat. Jadi asam urat adalah jenis dari rematik, berikut adalah beberapa obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi rematik. Bagi Anda yang memiliki asam urat ataupun rematik maka simak dengan baik sedikit ulasan berikut.
1. Cengkeh
Untuk mengatasi rematik dan juga asam urat, cengkeh juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Caranya cukup mudah yaitu dengan menumbuk cengkeh yang juga dicampur dengan jahe, takarannya 1 sama. Ramuan ini hanya digunakan untuk bagian luarnya saja, di bagian yang terasa sakit. Oleskanlah ramuan ini secara rutin agar hasilnya maksimal
2. Jahe
Jahe memang memiliki banyak manfaat, obat herbal ini sangat baik untuk menjaga kesehatan. Jika digunakan sebagai obat tradisional rematik dan asam urat, maka caranya yaitu dengan menyiapkan jahe sebanyak 2 ibu jari. Jahe tersebut kemudian dipotong-potong dan juga sedikit diremukkan.
Rebus jahe yang sudah diremukkan tersebut dengan menggunakan air 1 gelas dan juga sedikit gula dan jika ada tambahkan sedikit madu murni. Jika sudah matang, maka air tersebut dapat diminum dan ramuan ini dapat diminum setiap hari secara teratur agar hasil yang diberikan maksimal.
3. Akar Pepaya Gantung
Obat ini memang lebih dikhususkan untuk penyakit rematik, caranya yaitu dengan menyediakan 5 potong akar pepaya. Kemudian cuci hingga bersih, untuk ukurannya yaitu sekitar jari. Setelah itu, potong kecil-kecil dan tambahkan 3 sendok makan lengkuas yang sudah dihaluskan.
Rebus bahan-bahan tersebut dengan menggunakan 4 gelas air, rebus hingga yang tersisa yaitu sekitar 3 gelas. Tambahkan pula gula aren, sedikit saja. Ramuan ini dapat diminum sehari 3 kali dan dalam sekali minum yaitu sekitar setengah gelas.
4. Kulit Manggis
Kulit manggis, diiris tipis dan dijemur hingga kering. Setelah itu, masukkan kedalam gelas dan seduh dengan menggunakan air panas. Tunggu sampai air berubah warna, kemudian minum air tersebut setiap hari.
Itulah sedikit ulasan yang dapat disampaikan mengenai cara mengatasi asam urat dan rematik menggunakan cara tradisional. Semoga ulasan obat tradisional asam urat dan rematik dapat bermanfaat untuk Anda semua.
Semoga tulisan diatas dapat membantu :),
CARA SEHAT ALAMI, OBAT TRADISIONAL ASAM URAT DAN REMATIK
Selamat datang kepada teman-teman yang setia mengunjungi blog ini dan juga kepada teman-teman yang baru mengunjungi blog ini, Pada postingan kali ini "PENDIDIKAN DALAM BERITA" mengutip dari website disehat.com tentang Cara sehat alami pengobatan tradisional.
Penggunaan obat tradisional pada saat ini memang banyak dicari, selain biaya yang murah obat-obat tradisional ini juga gampang untuk di temukan, pada post kali ini kami menyarankan beberapa tips pengobatan tradisional yang banyak di gunakan penderita asam urat dan juga rematik. Apakah Anda juga merupakan penderita penyakit-penyakit ini, jika iya maka Anda tidak boleh menganggap remeh penyakit ini.
Anda harus segera mencari jalan yang tepat bagaimana agar penyakit ini dapat terobati. Tidak menutup kemungkinan, penyakit ini akan dapat membahayakan hidup Anda jika dibiarkan begitu saja. Pemilihan obat tradisional memang tepat, lebih aman dibandingkan obat berbahan kimia.
OBAT TRADISIONAL ASAM URAT DAN REMATIK
Walaupun asam urat dan rematik bukanlah penyakit yang sama, beberapa obat tradisional berikut dapat digunakan untuk mengatasi keduanya. Pada dasarnya, asam urat dan rematik memang bukanlah penyakit yang sama.
Sebelum masuk pada penjelasan tentang obat-obat yang di gunakan untuk mengatasi asam urat dan rematik alangkah baiknya baca dulu penjelasan tentang penyakit asam urat dan rematik, Asam urat adalah penyakit yang juga merupakan rematik, tetapi jika rematik maka belum tentu termasuk asam urat. Jadi asam urat adalah jenis dari rematik, berikut adalah beberapa obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi rematik. Bagi Anda yang memiliki asam urat ataupun rematik maka simak dengan baik sedikit ulasan berikut.
1. Cengkeh
Untuk mengatasi rematik dan juga asam urat, cengkeh juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Caranya cukup mudah yaitu dengan menumbuk cengkeh yang juga dicampur dengan jahe, takarannya 1 sama. Ramuan ini hanya digunakan untuk bagian luarnya saja, di bagian yang terasa sakit. Oleskanlah ramuan ini secara rutin agar hasilnya maksimal
2. Jahe
Jahe memang memiliki banyak manfaat, obat herbal ini sangat baik untuk menjaga kesehatan. Jika digunakan sebagai obat tradisional rematik dan asam urat, maka caranya yaitu dengan menyiapkan jahe sebanyak 2 ibu jari. Jahe tersebut kemudian dipotong-potong dan juga sedikit diremukkan.
Rebus jahe yang sudah diremukkan tersebut dengan menggunakan air 1 gelas dan juga sedikit gula dan jika ada tambahkan sedikit madu murni. Jika sudah matang, maka air tersebut dapat diminum dan ramuan ini dapat diminum setiap hari secara teratur agar hasil yang diberikan maksimal.
3. Akar Pepaya Gantung
Obat ini memang lebih dikhususkan untuk penyakit rematik, caranya yaitu dengan menyediakan 5 potong akar pepaya. Kemudian cuci hingga bersih, untuk ukurannya yaitu sekitar jari. Setelah itu, potong kecil-kecil dan tambahkan 3 sendok makan lengkuas yang sudah dihaluskan.
Rebus bahan-bahan tersebut dengan menggunakan 4 gelas air, rebus hingga yang tersisa yaitu sekitar 3 gelas. Tambahkan pula gula aren, sedikit saja. Ramuan ini dapat diminum sehari 3 kali dan dalam sekali minum yaitu sekitar setengah gelas.
4. Kulit Manggis
Kulit manggis, diiris tipis dan dijemur hingga kering. Setelah itu, masukkan kedalam gelas dan seduh dengan menggunakan air panas. Tunggu sampai air berubah warna, kemudian minum air tersebut setiap hari.
Itulah sedikit ulasan yang dapat disampaikan mengenai cara mengatasi asam urat dan rematik menggunakan cara tradisional. Semoga ulasan obat tradisional asam urat dan rematik dapat bermanfaat untuk Anda semua.
Semoga tulisan diatas dapat membantu :),
Saturday, 22 August 2015
JANGAN MENGUPIL ! KARENA TERNYATA MEMBAHAYAKAN TELINGA,HIDUNG DAN TENGGOROKAN
KlikDokter.com – Sudah saatnya Anda wajib mengetahui, bahwa ada beberapa kebiasaan yang lumrah kita lakukan, ternyata memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh, pada khususnya area tenggorokan, hidung dan telinga.Berikut beberapa kebiasaan buruk yang dimaksud, antara lain:1. MengupilKebiasaan mengupil merupakan kebiasaan buruk yang harus dihilangkan. Pendapat yang dipercaya adalah dengan mengupil hidung menjadi bersih. Sebenarnya upil adalah hasil buangan dari fungsi penyaringan udara oleh mukosa hidung, atau lendir yang berlebihan kemudian mengering.Alaminya, tubuh memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kotoran, seperti keringat dan daki dari kulit, BAB dari sistem pencernaan, demikian pulalah yang terjadi pada kotoran telinga dan lendir yang dihasilkan oleh hidung.Faktanya, mengupil boleh saja dilakukan sesekali, disaat ada kotoran yang tersaring di bulu hidung. Tetapi mengupil harus juga dilakukan dengan hati-hati, setelah cuci tangan. Pada anak kadang mereka tidak memperhatikan higienitas, dan tangan serta kuku mereka yang kotor mengupil dapat menyebabkan trauma pada hidung. Selain dapat menyebabkan mimisan, bisul pada hidung hingga infeksi berat yang menimbulkan kematian, mengupil juga dapat mencetuskan terjadinya tumor jinak pada hidung yang biasanya menyebabkan harus dilakukan operasi. Berikut 3 kebiasaan lainnya yang ternyata berisiko kepada kesehatan hidung, selengkapnya pada halaman selanjutnya.
2. Memasukkan benda asing
Kebiasaan lain pada anak yang harus diawasi adalah memegang benda asing kecil dan memasukannya ke dalam hidung. Benda asing yang sering ditemukan pada anak adalah kacang, busa sofa, peluru pistol-pistolan, baterai. Memang ini adalah sebuah kecelakaan karena dimasukkan secara tidak sengaja, namun karena banyaknya kasus yang teradi, orangtua sebaiknya waspada untuk tidak membiarkan anak yang belum cukup umur bermain dengan benda-benda yang kecil, atau meninggalkan anak tanpa pengawasan. Pada prinsipnya benda asing harus dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan khusus, karena itu bila anak Anda kemasukan benda asing di hidungnya sebaiknya orangtua tidak melakukan manuver seperti mencongkel, menghisap, menusuk dll yang justru mungkin menyebabkan benda terdorong ke dalam.
Selain kebiasaan yang dilakukan anak, orangtua pun adang memberikan kontribusinya untuk gangguan kesehatan anak.
3. Merokok di dekat anak
Asap rokok merupakan iritan dan racun, baik bagi perokok aktif maupun pasif. Anak-anak yang sering menghirup asap rokok, terbukti sering mengalami penyakit pada telinga, hidung dan tenggorok. Hal ini disebabkan karena partikel dalam asap rokok serta zat-zat yang terkandung di dalamnya menyebabkan gangguan fungsi rambut halus di mukosa hidung dan gangguan produksi lendir.Sehingga pada anak-anak sering timbul pilek, nyeri telinga, radang tenggorok, demam, rewel dsb. Tanpa kita sadari bahwa selama ini anak sering terpapar pada orang dewasa yang merokok (orangtua, keluarga, tetangga, di tempat umum), kerusakan akibat paparan kronik akan menyebabkan gangguan permanen pada fungsi hidung.
4. Meneteskan cairan minyak atau ramuan tradisional
Ternyata masih banyak orangtua menganggap minyak kayu putih, minyak tawon yang diteteskan langsung ke dalam rongga hidung akan menyembuhkan penyakit anak. Justru hal ini malah merusak fungsi dari silia dan mukosa hidung. Peruntukan soluen maupun kandungan zat aktif yang tidak sesuai, sebaiknya tidak digunakan. Walaupun pengobatan topikal dianjurkan, namun jenisnya bukanlah sembarangan. Gunakan nasal saline atau dekongestan dan anti inflamasi yang memang diperuntukan lokal hidung.
Ditulis oleh:dr. Yadita Wira Pasra, Sp. THT-KLAnggota Redaksi MedisKedokteran Spesialis THTKlikDokter.com
Ditulis oleh:
dr. Yadita Wira Pasra, Sp. THT-KL
Anggota Redaksi Medis
Kedokteran Spesialis THT
KlikDokter.com
JANGAN MENGUPIL ! KARENA TERNYATA MEMBAHAYAKAN TELINGA,HIDUNG DAN TENGGOROKAN
KlikDokter.com – Sudah saatnya Anda wajib mengetahui, bahwa ada beberapa kebiasaan yang lumrah kita lakukan, ternyata memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh, pada khususnya area tenggorokan, hidung dan telinga.
Berikut beberapa kebiasaan buruk yang dimaksud, antara lain:
1. Mengupil
Kebiasaan mengupil merupakan kebiasaan buruk yang harus dihilangkan. Pendapat yang dipercaya adalah dengan mengupil hidung menjadi bersih. Sebenarnya upil adalah hasil buangan dari fungsi penyaringan udara oleh mukosa hidung, atau lendir yang berlebihan kemudian mengering.
Alaminya, tubuh memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kotoran, seperti keringat dan daki dari kulit, BAB dari sistem pencernaan, demikian pulalah yang terjadi pada kotoran telinga dan lendir yang dihasilkan oleh hidung.
Faktanya, mengupil boleh saja dilakukan sesekali, disaat ada kotoran yang tersaring di bulu hidung. Tetapi mengupil harus juga dilakukan dengan hati-hati, setelah cuci tangan. Pada anak kadang mereka tidak memperhatikan higienitas, dan tangan serta kuku mereka yang kotor mengupil dapat menyebabkan trauma pada hidung. Selain dapat menyebabkan mimisan, bisul pada hidung hingga infeksi berat yang menimbulkan kematian, mengupil juga dapat mencetuskan terjadinya tumor jinak pada hidung yang biasanya menyebabkan harus dilakukan operasi.
Berikut 3 kebiasaan lainnya yang ternyata berisiko kepada kesehatan hidung, selengkapnya pada halaman selanjutnya.
2. Memasukkan benda asing
Kebiasaan lain pada anak yang harus diawasi adalah memegang benda asing kecil dan memasukannya ke dalam hidung. Benda asing yang sering ditemukan pada anak adalah kacang, busa sofa, peluru pistol-pistolan, baterai. Memang ini adalah sebuah kecelakaan karena dimasukkan secara tidak sengaja, namun karena banyaknya kasus yang teradi, orangtua sebaiknya waspada untuk tidak membiarkan anak yang belum cukup umur bermain dengan benda-benda yang kecil, atau meninggalkan anak tanpa pengawasan. Pada prinsipnya benda asing harus dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan khusus, karena itu bila anak Anda kemasukan benda asing di hidungnya sebaiknya orangtua tidak melakukan manuver seperti mencongkel, menghisap, menusuk dll yang justru mungkin menyebabkan benda terdorong ke dalam.
Selain kebiasaan yang dilakukan anak, orangtua pun adang memberikan kontribusinya untuk gangguan kesehatan anak.
3. Merokok di dekat anak
Asap rokok merupakan iritan dan racun, baik bagi perokok aktif maupun pasif. Anak-anak yang sering menghirup asap rokok, terbukti sering mengalami penyakit pada telinga, hidung dan tenggorok. Hal ini disebabkan karena partikel dalam asap rokok serta zat-zat yang terkandung di dalamnya menyebabkan gangguan fungsi rambut halus di mukosa hidung dan gangguan produksi lendir.
Sehingga pada anak-anak sering timbul pilek, nyeri telinga, radang tenggorok, demam, rewel dsb. Tanpa kita sadari bahwa selama ini anak sering terpapar pada orang dewasa yang merokok (orangtua, keluarga, tetangga, di tempat umum), kerusakan akibat paparan kronik akan menyebabkan gangguan permanen pada fungsi hidung.
4. Meneteskan cairan minyak atau ramuan tradisional
Ternyata masih banyak orangtua menganggap minyak kayu putih, minyak tawon yang diteteskan langsung ke dalam rongga hidung akan menyembuhkan penyakit anak. Justru hal ini malah merusak fungsi dari silia dan mukosa hidung. Peruntukan soluen maupun kandungan zat aktif yang tidak sesuai, sebaiknya tidak digunakan. Walaupun pengobatan topikal dianjurkan, namun jenisnya bukanlah sembarangan. Gunakan nasal saline atau dekongestan dan anti inflamasi yang memang diperuntukan lokal hidung.
Ditulis oleh:
dr. Yadita Wira Pasra, Sp. THT-KL
Anggota Redaksi Medis
Kedokteran Spesialis THT
KlikDokter.com
Ditulis oleh:
dr. Yadita Wira Pasra, Sp. THT-KL
Anggota Redaksi Medis
Kedokteran Spesialis THT
KlikDokter.com
ORANG BARAT TERKEJUT DENGAN CARA ISLAM MENYEMBELIH SAPI
Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.
Simak penelitian ini.
1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.
2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.
Simak penelitian ini.
1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.
2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.
ORANG BARAT TERKEJUT DENGAN CARA ISLAM MENYEMBELIH SAPI
Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.
Simak penelitian ini.
1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.
2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.
Simak penelitian ini.
1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.
2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.